** (a) Terhadap Abu Bakar r.a, Rasulullah selalu memujinya. Abu Bakarlah yang diminta Rasulullah menjadi Imam ketika baginda sakit. (b) Terhadap Umar r.a, Rasulullah pernah bersabda, "Syetan pun takut kepada Umar, bila Umar lewat satu jalan, maka Syetan lewat jalan yang lain". Dalam riwayat lain disebutkan, "Nabi bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi memberikannya pada Umar untuk diminum sampai habis. Para sahabat bertanya tentang maksud (takwil) mimpi itu. Rasul menjawab: ilmu pengetahuan." (c) Terhadap Utsman r.a, Rasulullah sangat menghargainya. Diperkenankannya Utsman menikahi dua puteri baginda. Lalu Utsman terkenal dengan julukan "Dzul-Nurain (pemilik dua cahaya). (d) Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan tentang penghargaan Rasulullah kepada Ali. Selari denga itu Allah s.w.t pun sangat menghormati Nabi Muhammad s.a.w. (a) Dalam al-Qur'an, Allah menyeru Nabi Muhammad dengan, "Wahai Nabi", sedangkan Allah memanggil para Nabi yang lain dengan sebutan nama mereka: Musa, Ayyub, Zakaria dan lain-lain. (b) Para sahabatpun ditegur oleh Allah melalui wahyu ketika mereka berlaku kurang sopan kepada Nabi. Riwayatnya adalah seperti berikut: Rombongan Bani Tamim mengadap Rasulullah dan memohon agar baginda Rasulullah menunjuk seorang pemimpin untuk mereka. Sebelum Nabi memberi keputusan, Abu Bakar berkata: "Angkat al-Qa'qa bin Ma'bad sebagai pemimpin." Umar pula menyampuk, "Tidak, angkatlah Al-Aqra' bin Habis." Lalu Abu Bakar berkata kepada Umar, "Kau hanya ingin membantahku saja". Umar menjawab, "Aku tidak bermaksud membantahmu". Keduanya berbantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu di atas suara Nabi. janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengannya seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus amal-amal kamu dan kamu tidak menyadarinya". (al-hujurat 1-2) Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata, "Ya Rasulullah, demi Allah, mulai sekarang aku tidak akan berbicara denganmu kecuali seperti seorang saudara yang membisikkan rahsia". Umar juga berbicara kepada Nabi dengan suara yang lembut. Bahkan konon kabarnya setelah peristiwa itu Umar banyak sekali bersedekah, karena takut amal yang lalu telah terhapus. Para sahabat Nabi takut akan terhapus amal mereka karena melanggar adab berhadapan dengan Nabi.